SOSIALISASI IMUNISASI GIGI KEGIATAN UKGS INOVATIF



RIKESDAS 2007 menunjukkan prevalensi karies aktif komposisi need-nya adalah sebesar 46,7 % potential demand 23,2 % dan effective medical demand 6,9 %, menunjukkan kesenjangan yang sangat besar, yang memerlukan perhatian. Kondisi karies pada anak usia 5-6 tahun, lebih parah lagi. Pemantauan yang dilakukan di beberapa tempat menunjukkan anak bebas karies berkisar antara 3 % - 10 %. Sedangkan WHO mentargetkan pada HFA 2000 (Health For All by the year 2000) BEBAS KARIES harus lebih dari 50 %. Tercatat juga anak dengan karies gigi desidui lebih dari 7 gigi ada 60 %, sedangkan pada usia tersebut sudah ada 25 % anak gigi permanennya karies.
Karies pada anak sangat perlu mendapat perhatian karena akan mengganggu proses pengunyahan, menghambat pertumbuhan otaknya dan lain-lain. 50 juta jam sekolah/tahun hilang akibat sakit gigi pada anak-anak, berdampak hingga kehidupan dewasa nanti. (WHO, 2005). Karies gigi merupakan sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Babas karies adalah kondisi gigi sasaran pada setiap jenjang kelas yang telah melaksanakan program UKGS Inovatif (selanjutnya disebut i-UKGS) secara bertahap (increment), semua gigi permanennya bebas karies, dalam arti kondisi gigi permanen sehat, gigi permanen telah dilakukan proteksi maupun jika berlubang telah dilakukan tumpatan dan tidak ada gigi permanen dicabut karena karies.
Tahun 2008, disertasi program Doktor DR drg Irene Adyatmaka selesai dan menelorkan “Program Komputer Penilaian Risiko Karies -Donut Irene”. Program ini adalah ujung tombak UKGS Inovatif. Tahun 2009 UKGS Inovatif diperkenalkan kepada Kementrian Pendidikan Nasional, dan Prof. Fasli Jalal mendorong agar UKGS Inovatif disebar luaskan di Indonesia. Pertama kali UKGS Inovatif diperkenalkan di Semarang pada Poltekes Jurusan Kesehatan Gigi dengan menggunakan dana hibah IPTEK bagi Masyarakat (IbW). Tahun 2010 Kementrian Pendidikan Nasional memberikan dana hibah IPTEKS bagi Wilayah (IbW) untuk menyebarkan UKGS Inovatif di Sumatra Barat (Bukit Tinggi), di Nusa Tenggara Timur (Kupang), dan di Kalimantan Barat. Di Kalimantan Barat disediakan dana dukungan (matching grant) dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, yang bertujuan untuk menyebarluaskan UKGS Inovatif di semua Kabupaten. Karena kondisi daerah yang tidak semuanya mempunyai computer, maka diciptakan program “Donut Irene” secara manual. Tahun 2011 ada permintaan pelatihan UKGS Inovatif di Kota Tarakan, Kepala Dinas Kesehatan Kota mengadopsi UKGS Inovatif sebagai pelengkap SPM mengkombinasikan penjaringan anak sekolah sebagai survai dasar untuk ditindak lanjuti, utamanya proteksi gigi permanen di seluruh SD di Kota Tarakan. Tahun 2012 UKGS Inovatif masuk sebagai kebijakan dalam buku Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) – Kementrian Kesehatan R.I Tahun 2012. Tahun 2013 iUKGS diundang oleh Word Public Health Association untuk dipresentasikan di Boston, USA, pada American Public Health Association Meeting. Dan pada tahun 2014 iUKGS diundang oleh Dekan Harvard School Dental Leader (SDL-8).
Maksud diadakannya i-UKGS yaitu, Memberikan pemahaman tentang cara menggerakkan masyarakat, memberdayakan sehingga mampu mengelola Usaha Kesehatan Gigi Inovatif berkesinambungan, mengembangkan, serta melakukan serta melakukan evaluasi dan perbaikan dengan berbasis di sekolah (UKGS) maupun berbasis pada masyarakat (UKGS) yaitu pada PAUD dan Posyandu.
Sedangkan tujuannya yaitu; Terciptanya Usaha Kesehatan Gigi Inovatif (i-UKGS) dan UKGM yang berkesinambungan dan berkembang yang mampu berjalan sebagai akibat pemberdayaan masyarakat sekolah, menuju kesehatan gigi anak didik sehat optimal. 
Langkah-langkah i-UKGS selama ini melalui alur sebagai berikut:
1. Dimulai dengan survai, untuk melihat kondisi keparahan karies gigi
    2. Melakukan konseling bagi orang tua murid dengan menggunakan program “Donut Irene”. Dapat dilakukan secara kelompok atau perorangan, sesuai kondisi setempat.
    3. Konseling “Donut Irene” menghasilkan checklist yang menjadi tugas orang tua untuk penanganan kesehatan gigi anaknya di rumah, seperti pemberian terapi remineralisasi, membantu sikat gigi atau tindakan lain sesuai rekomendasi dari program.
    4. Lakukan proteksi gigi (surface protection) sesuai kebutuhan. Proteksi gigi dapat dilakukan setelah survai dilakukan bila memang mengindifikasikan untuk proteksi gigi. 
   5. Lakukan pencatatan dan pelaporan hasil survai maupun hasil pencatatan perawatan (registrasi harian).
     6. Data yang ada dilakukan anlisis untuk perencanaan ke depan, evaluasi, serta perbaikan program dan pengembangan program. 
     7. Siklus kembali pada awal tahu pelajaran baru.

            Di Kecamatan Cilegon, telah dilakukan Sosialisasi Imunisasi Gigi Kegiatan UKGS Inovatif di SDN BLOK I, pada hari Jum’at, 02 November 2018, dengan narasumber Drg. Puspita Wulansari. Melalui kegiatan ini Puskesmas Cilegon berharap agar orang tua membantu anak-anaknya untuk bisa menjaga kesehatan giginya. Pada tahun 2014, terjadi kasus 7 gigi berlubang/anak. 62,4 % penduduk terganggu pekerjaan/sekolahnya karena sakit gigi selama rata-rata 3,86 hari/tahun (SKRT, 2001). Prevalensi karies pulpa dan akar gigi murid kelas 2 SD = 5,3 % ; 81,3 % anak 5 tahun gigi permanen sudah berlubang (Dwiati, 2003). Gigi yang berlubang dapat mengakibatkan  tiga dampak karies gigi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah (Mouradian, 2001 ; Sheiham, 2006) :
1.     Mengganggu asupan makan → Perkembangan otak
2. Gangguan tidur mengganggu produksi glucosteroid dan pertumbuhan anak, mengganggu konsentrasi belajar 
3.    Terjadi anemia (kekurangan sel darah merah) pada anak
            Dari kasus yang terjadi, diharapkan anak-anak dapat mencegah karies gigi dengan mengurangi makanan dan minuman yang mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Selain itu, anak mulai sedini mungkin diajarkan oleh orang tua untuk menggosok gigi tiap pagi hari, setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Manfaat gigi yang sehat: 
 1. Percaya diri, perkembangan psikologis maksimal
2. Tidak terganggu tumbuh-kembang fisiknya, karena masukan makanan baik 
 3. Terhindar dari penyakit sistemik : Penyakit jantung coroner, prematuritas, stroke, demensia.
4. Peluang kerja/karir terbuka lebar


DOKUMENTASI SOSIALISASI IMUNISASI GIGI KEGIATAN UKGS INOVATIF

        







Dengan diselenggarakannya  Sosialisasi Imunisasi Gigi Kegiatan UKGS Inovatif  di SDN BLOK I, kami  berharap bisa bekerjasama dengan pihak terkait seperti dengan Dinas Pendidikan dalam mensukseskan Imunisasi Gigi Kegiatan Ukgs Inovatif  diwilayah kerja Puskesmas Cilegon dan kegiatan ini akan berlangsung di setiap sekolah-sekolah di Kecamatan Cilegon. Peran serta guru-guru dan pihak sekolah terkait, serta dukungan orang tua juga sangat berpengaruh untuk menjaga gigi anak tetap terjaga kesehatannya, dan keberhasilan atau suksenya Imunisasi Gigi Kegiatan UKGS Inovatif. 





Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu